Pembukaan pemutaran perdana fil Impian Negeri Berkabut (cuplikcom/ist)
Cuplikcom - Jakarta - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) membuat terobosan baru dalam mengkampanyekan anti perdagangan orang (traffikcking), pihaknya mengemas kampanye melalui film yang diambil dari kisah nyata soal perekrutan buruh migran.
Hal itu diungkapkan dalam acara pemutaran perdana Film berjudul "Impian Negeri Berkabut" diproduksi oleh SBMI Wonosobo di Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta Pusat. Kamis (15/2/2018).
Pemutaran perdana film tersebut terselenggara berkat kerjasama SBMI, Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak RI, dan Baznas.
"Film ini diadaptasi dari kisah nyata, kami sengaja membuat ini untuk kampanye anti perdagangan orang, agar seluruh rakyat Indonesia paham modus perekrutan pekerja Migran Indonesia," ujar Sekjen Dewan Pimpinan Nasional (DPN) SBMI, Anwar Ma'arif.
Sementara, ketua DPC SBMI Wonosobo, Maizidah Salas mengatakan, film itu dibuat untuk menyadarkan tentang dampak bekerja di luar negeri sebagai buruh migran domestik.
Maizidah mengatakan mereka sengaja memilih film sebagai media kampanye karena bisa lebih mudah dipahami dibandingkan dengan media yang lain.
"Cerita ini fiksi tetapi semua dibuat buruh migran di Wonosobo, film ini diperankan juga oleh buruh migran," ujar Maizidah Salas yang juga mantan buruh migran asal Wonosobo korban trafficking di taiwan.
Menurut dia, proses produksi film berdurasi 40 menit itu memakan waktu sekitar tiga bulan dari Oktober hingga Desember 2017. Rencananya mereka akan melakukan pemutaran keliling di beberapa kota di Indonesia, terutama yang menjadi kantung-kantung buruh migran.
Ia menjelaskan, Film ini adalah film kedua yang diproduksi SBMI Wonosobo, sebelumnya mereka telah memproduksi film berjudul "Rindu Utami" yang juga diangkat dari kisah nyata.
Dia berharap dengan film tersebut dapat menyadarkan masyarakat yang ingin menjadi buruh migran agar tidak terjebak tindak perdagangan orang.